Pengertian, Fungsi Dan Syarat-Syarat Plesteran Dinding

Plesteran, mungkin kita sudah sering mendengar istilah tersebut, bahkan mungkin saja sudah paham betul tentang fungsi dan cara pengerjaannya. Plesteran dalam dunia bangunan memang identik dengan dinding atau tembok, namun, banyak pekerjaan yang lain yang juga menggunakan pekerjaan plesteran, misalkan saja saluran air, talud, dll.

Lalu, apa sih sebenarnya plesteran itu?, plesteran adalah suatu lapisan yang biasa di pakai sebagai lapisan penutup pasangan. Jika kita kerucutkan ke pengertian plesteran dinding, maka plesteran merupakan lapisan yang di gunakan untuk penutup pasangan dinding/tembok.

Fungsi dari plesteran tembok/dinding antara lain:
  • Sebagai pelindung tembok/dinding dari pengaruh cuaca
  • Menambah kekokohan atau kekuatan dinding/tembok
  • Meratakan permukaan dinding/tembok
Itu beberapa fungsi atau manfaat dari plesteran dinding/tembok, masih ada manfaat lainnya, tapi tiga poin di atas merupakan fungsi yang bisa di bilang sebagai fungsi pokok. Untuk pasangan plesteran tembok/dinding, ada beberapa syarat, diantaranya adalah:
  • Permukaan harus rata dan tegak
  • Ketebalan plesteran antara 11 mm - 16 mm
  • Tidak ada retak-retak pada plesteran
Sumber : Ide Bangunan 

Beberapa "Kesalahan" Saat Membangun Saluran

Saluran drainase
Saluran air merupakan salah satu bagian penting yang tidak boleh terlewatkan dalam sebuah penataan lingkungan, karena memang fungsi dari saluran air sangatlah penting. Apalagi saat musim hujan, saluran air memiliki manfaat yang saat terlihat, banjir menjadi sebuah ancaman yang nyata saat saluran air tidak ada atau tidak berfungi.
Untuk pembangunan saluran yang sudah melewati perencanaan matang, tentu tidak banyak kendala yang di hadapi pada saat pelaksanaan maupun setelah saluran tersebut difungsikan, namun tak jarang banyak saluran yang akhirnya tidak berfungsi atau sia-sia karena beberapa kesalahan yang entah itu disengaja maupun karena kurangnya sebuah perencanaan matang. 
Dari apa yang pernah saya temui dibeberapa tempat, ada beberapa "kesalahan" yang menyebabkan saluran tidak berfungsi atau berfungsi tidak maksimal,diantaranya adalah:
Kurang memperhatikan tinggi rendah saluran.
Saya pernah menjumpai beberapa saluran yang tinggi rendahnya tidak jelas. Air tidak dapat mengalir dengan maksimal, saat debit air besar mungkin tidak begitu kelihatan, namun pada saat debit air kecil akan sangat nampak, sehingga menimbulkan genangan air. Ini merupakan sebuah masalah baru, sebab jika air menggenang terlalu lama bisa berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Bibir saluran lebih tinggi dari permukaan jalan.
Mungkin ini sering ditemukan, banyak yang kurang memperhatikan hal ini. Memang secara fungsi saluran terpenuhi, namun akan menjadi sebuah masalah saat air yang berada di jalan tidak dapat masuk kedalam saluran. Saat air di jalan tidak masuk ke saluran, otomatis akan mengalir di badan/bahu jalan sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan pada jalan.
Dimensi saluran yang kurang besar
Dalam membangun saluran perlu diperhatikan dimensi saluran, perlu diperhitungkan debit air yang akan melewati saluran tersebut. Terkadang saluran yang sudah dibangun dimensinya kurang besar sehingga tidak dapat menampung debit air yang ada, hal ini tentu saja mengakibatkan fungsi saluran tidak maksimal.
Fungsi saluran yang tidak jelas
Banyak kita jumpai saluran yang mempunyai fungsi ganda, baik untuk saluran limbah rumah tangga dan juga untuk saluran drainase. Padahal, semestinya saluran air limbah dan saluran drainase terpisah, atau bisa jadi satu dengan desain yang sesuai standar. Namun sering saya jumpai saluran limbah yang juga berfungsi sebagai saluran drainase.
Pangkal-ujung saluran yang tidak jelas
Saluran akan berfungsi secara maksimal saat ada pembuangan akhir yang jelas. Pernah saya jumpai sebuah saluran yang tidak berfungsi karena pembangunannya tidak sampai pada pembuangan akhir. Saluran terhenti ditengah jalan, dan hal ini tentu saja akan menjadi sebuah masalah baru, selain pembangunan saluran yang sia-sia, secara kesehatan juga berpotensi menimbulkan masalah karena bisa saja akan menjadi sarang nyamuk.
Nah, hal-hal diatas hanya beberapa contoh saja, mungkin masih ada faktor-faktor lain yang merupakan "kesalahan" dalam pembangunan saluran. Intinya, dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum saluran dibangun. Semoga bermanfaat.
 
Sumber : Ide Bangunan

Jenis/Beda Pasir Berdasarkan Kegunaannya


Pasir, barangkali jenis material ini sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sebagai salah satu material pokok dalam membangun. Mulai dari pekerjaan rumah, saluran, pagar, gedung, dan berbagai jenis bangunan/konstruksi lainnya, hampir semua menggunakan material pasir.

Berdasarkan kegunaannya, pasir bisa di bedakan menjadi 3, yaitu:
  • Pasir pasang, biasanya dipergunakan untuk pekerjaan pasangan dinding, pondasi, pasangan batu kali, plesteran.
  • Pasir beton, dipergunakan untuk pekerjaan pembetonanan, seperti plat, kolom, balok, dsb.
  • Pasir urug, dipergunakan untuk pekerjaan lapis dasar, pondasi, lantai atau galian, biasanya untuk pekerjaan yang tidak terkait dengan konstruksi.
Namun, terkadang dalam pelaksanaannya sering rancu dan kurang memperhatikan jenis masing-masing pasir dan menganggap semua pasir sama. Bila dalam penggunaan pasir terjadi kesalahan/kekeliruan, bisa jadi akan berpengaruh terhadap mutu/kualitas bangunan/konstruksi.

Faktor Penyebab Jalan Aspal Cepat Rusak

Jalan aspal merupakan salah satu alternatif konstruksi yang dipergunakan untuk membangun sebuah jalan. Ada beberapa jenis konstruksi untuk jalan aspal, misalnya: mc adam, lapis penetrasi (lapen), burda (taburan dua lapis), burtu (taburan satu lapis), sand sheet, dll. Namun saat ini sering kita melihat banyak jalan aspal yang sudah rusak, kebanyakan berlubang dan ada juga yang bergelombang seperti mau mengelupas.
Menurut pengalaman dan sepengetahuan saya, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan jalan aspal cepat rusak, diantaranya:
  • Mutu/kualitas jalan aspal yang kurang baik, hal ini bisa dikarenakan bahan yang dipergunakan tidak baik atau diluar ketentuan teknis, metode pengerjaan yang kurang baik, pengerjaan yang bertepatan dengan cuaca yang kurang pas (hujan misalnya), dll.
  • Muatan yang berlebihan, semakin berat muatan akan semakin mempercepat proseskerusakan jalan, apalagi kalau misalnya kualitas/mutu jalan yang kurang bagus, otomatis akan semakin mempercepat proses kerusakan jalan.
  • Air yang mengalir dibadan jalan/tidak ada saluran, karena menurut pengalaman, jalan yang sistem pembuangan airnya buruk akan semakin cepat rusak jalan tersebut. Bisa juga karena air yang menggenang di jalan.
  • Perencanaan yang kurang tepat, karena jenis jalan aspal berbeda maka harus disesuaikan dengan kebutuhan transportasi yang mempergunakan jalan tersebut.
  • Untuk jalan aspal yang berada di jalan desa atau pemukiman, kerusakan jalan bisa juga karena faktor lingkungan, seperti: talang/tritisan yang langsung ke jalan sehingga saat musim hujan air dari talang atau tritisan langsung jatuh ke jalan. Jalan yang kurang cahaya atau jarang terkena sinar matahari sehingga saat hujan atau terkena air tidak bisa langsung hilang, bisa juga jalan menjadi lembab.
Demikian beberapa diantaranya faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi kerusakan jalan aspal. Barangkali masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keawetan jalan apal, barangkali ada yang bisa menambahkan?.
 
Sumber :  Ide Bangunan 

Kebocoran Atap Rumah Dan Tips Cara Mengatasinya

Musim hujan sudah tiba, saat-saat seperti inilah biasanya kita mengetahui adatidaknya kebocoran pada atap. Saat terjadi kebocoran pada atap, tentunya penghuni rumah akan merasa tidak nyaman, apalagi kalau rumah tersebut tidak di tempati.
Kebocoran atap bisa terjadi karena banyak faktor, tidak selalu karena genteng yang pecah, melorot atau pemasangan yang kurang rapat, bisa juga karena nok, wuwung, talang, dak beton. Karena memang ada banyak komponen yang menjadi satu kesatuan sebagai penutup atap.
Pada awal perencanaan memang seharusnya memperhatikan kemiringan atap, karena kemiringan atap yang kurang dari 30 derajat bisa menyebabkan aliran air menjadi tidak lancar, sehingga bisa berakibat kebocoran bila penutup atap tidak kuat menahan tampias air. Bila hal ini terlanjur terjadi, untuk mengatasinya bisa dengan mengganti jenis penutup atap dengan jenis penutup atap yang mudah mengalirkan air, genteng ebonit misalnya. 
Saat memilih genteng juga perlu memprhatikan kualitas, genteng yang berkualitas rendah atau mengalami proses pembakaran yang kurang sempurna juga dapat menyebabkan kebocoran, karena air bisa merembes melalu genteng tersebut. Bila hal ini terjadi, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan waterprofing, setelah genteng dibersihakan dari kotoran, lumut dan jamur kemudian diberi lapisan waterprofing.
Kesalahan dalam pemasangan atap yang tidak rapi dan tidak lurus juga bisa mengakibatkan kebocoran. Perlu diperiksa kembali jarak antar reng dan susunan genteng, pastikan bahwa jarak tersebut pas dan rata, kemudian susun genteng dengan baik, rata lurus agar tidak terjadi kebocoran karena kesalahan pemasangan ini.
Masalah lain yang bisa menyebabkan kebocoran adalah pada nok atau wuwungan. Untuk menghindari pengeringan yang terhambat dan mudah retak, sebaiknya pada pemasangan nok atau wuwungan jangan langsung diatas adukan semen dan pasir (kerpusan) yang belum kering. Seandainya kebeocoran pada nok atau wuwungan ini sudah terlanjur terjadi, kita bisa memberi lapisan waterprofing dan serat fiber pada bagian yang retak. Atau bisa juga dengan memberi semen instan pada bagian yang retak, kemudian dirapikan dengan acian.
Talang juga bisa menjadi penyebab kebocoran. Talang seng yang tidak menyatu dengan adukan semen dapat mengakibatkan retakan pada ujungnya, atau bisa kebocoran pada talang terjadi karena ada lubang pada tang tersebut. Jika kebocoran terjadi karena retakan, kita bisa mengatasinya dengan memeberi lapisan waterprofing. Namun jika kebocoran karena talang berlubang, kita perlu menambal atau melapisi dengan bahan ebonet pada bagian tersebut.
Bila retakan terjadi pada dak beton, cara penanganannya sama dengan kerpusan, kita bisa menggunakan waterprofing atau semen instan. Bila kita ingin mengatasi retakan tersebut dengan waterprofing, kita harus membersihakan kotoran pada atap terlebih dahulu, kemudian kuaskan lapisan yang telah di encerkan dengan searah. Lakukanlah olesan kedua dengan arah yang berlawanan dengan olesan pertama agar tercipta serat. Boleh juga dengan menambahkan serat fiber agar kualitasnya bisa lebih baik. Bila kita ingin mengatasi retakan dak beton dengan semen instan, sebelumnya ratakan dulu bagian retak dengan gerinda, kemudian tebar adukan semen dan beri serat fiber, setelah itu tutup kembali dengan adukan semen.
 

Fungsi Pondasi Dan Jenis Pondasi Bangunan

Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi.
Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya perlu perhitungan matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui, banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat. 
Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah tersebut.
Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Jenis pondasi dangkal diantaranya:
  • Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
  • Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.
  • Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
  • Pondasi bor mini (Strauss Pile)
  • Pondasi Telapak/ Footplat
  • Dll
Jenis pondasi dalam diantaranya:
  • Pondasi tiang pancang (driven pile).
  • Pondasi tiang franki (franki pile)
  • Pondasi tiang injeksi (injection pile)
  • Pondasi tiang bor (bored pile)
Sumber : Ide Bangunan 
© 2013 Supplier Atap Baja Ringan - All Rights Reserved
Re-Publish2 by areasatu Re-Publish2 by seocips Design by Cadis Hangoluan
Back to Top